Jumat, 03 Januari 2014

Will Think of You: Sunshine

Hallu~ Ketemu lagi ama Santika. Nah di postingan kali ini, Santika mau ngepost sebuah fan fiction karya Santika. Bingung juga sih kalau mau dibilang fan fiction, Idolnya cuma satu sih. Tokoh yang lain, hasil dari aku ngarang. Nah, cerita dikit ya, ini adalah FF keduaku, setelah yang pertama berjudul Zonlicht yang melibatkan Lee Dong Hae di dalamnya. FF yang pertama kutujukan untuk lomba FF, tapi gak jadi ku kirim. Pas deadline tiba, koneksi ngadat. Yaudah deh gak jadi ngirim, dan akhirnya tersimpan di komputerku di kampung halaman yang sekarang sedang rusak. :DD
Well~ ini dia FF keduaku. Happy Reading.. Jangan lupa komen setelah baca ya..

Author : Santika
Cast     : Han San Yi, Kim Jong Woon, other casts.
Length : Medium Shoot???

“San. Sunshine..”
Kata Hong Sa Ra yang satu ini mengingatkan San Yi tentang sesuatu. Sesuatu yang telah ia kubur semenjak dirinya memutuskan untuk melanjutkan studi di KAIST. San Yi terdiam begitu mendengar kata ini. Kata yang dulu sering diucapkan oleh seorang namja kepadanya. Namja yang ia kenal sewaktu high school, yang pernah mengisi lubuk hatinya. Bahkan sampai sekarang, saat dia tidak bersamanya lagi, San Yi masih menempatkan namja itu di sana.


Gadis berambut panjang itu duduk di sebuah bangku panjang, bangku yang telah menemani selama 6 bulan ini di apartemennya. Gadis itu bernama Han San Yi. San Yi sedang menulis sebuah buku harian barunya yang dia dapat 2 hari yang lalu. Sesekali San Yi terdiam memikirkan sesuatu.


Flashback

Dari     : Jong Woon oppa

Can’t I say that you’re my sunshine?

San Yi mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari Jong Woon. Dan tak lama setelahnya, San Yi tertawa terbahak – bahak dan segera membalas pesan tersebut.

Untuk  : Jong Woon oppa

Hahaha.. Ya, Jong Woon oppa, apa kau sedang mengigau? Kau mau menjadikan aku sebagai sunshine-mu? Oppa, ireona… Aku sama sekali tidak mirip dengan matahari.. Hahaha :D

Jong Woon telah mencoba untuk mendekati San Yi sejak lama, tapi, San Yi yang polos benar – benar tidak tahu bahwa namja satu itu berusaha mendekatinya. Awalnya San Yi malah menganggap Jong Woon sebagai sahabat sekaligus oppanya. Hingga suatu ketika saat di International Food Festival, sebuah festival makanan internasional yang menyajikan bermacam – macam makanan khas dari seluruh penjuru dunia yang pada saat itu diadakan di Busan. San Yi yang tergila – gila dengan berbagai makanan unik dari beberapa negara tersebut langsung meminta Jong Woon untuk menemaninya ke festival itu.

“Oppa, besok ada Internasional Food Festival di Busan. Kau mau ke sana apa tidak? Hum?” San Yi bertanya kepada Jong Woon ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang dari rumah Seon Ji.

“Wae? Kau mau ke sana?” Jong Woon balik bertanya kepada San Yi.

“Tentu saja. Kenapa kau masih tanya? Bukankah dari dulu kau tahu kalau aku ini pecinta makanan? Eottae? Kau ikut pergi apa tidak?” Jawab San Yi dengan sedikit bercanda.

Meski San Yi tahu Jong Woon mungkin akan melakukan apa saja untuknya tanpa dia memintanya, tapi dia merasa tidak enak dengan Jong Woon yang akhir – akhir ini begitu baik kepada San Yi. Jong Woon selalu ada untuk memberikan tumpangan kepada San Yi ketika ada urusan sekolah. Jong Woon jadi sering mentraktir San Yi makan. Setahu San Yi, dulu Jong Woon tidak begitu kepadanya. Bahkan dulu San Yi menganggap Jong Woon sebagai namja menyebalkan yang bukan main blagunya.

“Geurae. Aku akan pergi bersamamu, Sunshine. Aku akan menemanimu ke Busan.” Jawab Jong Woon sembari tersenyum kepada San Yi.

“Benarkah? Kau tidak apa jika menemaniku ke Busan? Apakah kau besok sedang free?” Tanya San Yi.

“Tentu saja tidak. Sebenarnya aku masih ada tugas untuk dilakukan,..” Jong Woon sengaja tidak segera menyelesaikan kalimatnya.

“Jeongmalyo? Geurae. Kalau begitu, selesaikan tugas oppa dulu saja. Aku bisa pergi sendiri kok. Lagipula aku juga sudah tahu lokasinya. Okay?”

“Sun, aku belum menyelesaikan kalimatku. Tugas apa coba?” Tukas Jong Woon yang berhasil membuat wajah penasaran San Yi muncul.

“Molla.. Bagaimana aku bisa tahu? Itu kan tugasmu. Memangnya tugas apa sih?”

“Rahasia.. Weee..”

Selepas mengatakan itu Jong Woon bergegas lari menghindari San Yi sambil menjulurkan lidahnya kearah San Yi, karena dia tahu kalau San Yi mungkin akan memukulnya. Tapi ternyata Jong Woon salah. San Yi tetap diam di tempatnya, dan hanya melotot kearah Jong Woon.

At International Food Festival.

San Yi langsung mendongak ketika dia merasakan ada yang menggenggam tangannya. Dia menatap Jong Woon dengan ekspresi penuh tanya seakan dia baru bertemu soal fisika yang menyesatkan.

“Biar nggak hilang.” Kata Jong Woon ketika mendapat ekspresi tanda tanya dari San Yi.

“Tuhkan ngejek San Yi lagi. Oppa, ini di Busan. Sekalipun aku tinggal di distrik lain, tapi kalaupun hilang, aku pasti tau lah jalan pulang. Aish, jinja, kau benar – benar lucu, Oppa.” San Yi sedikit tertawa mengatakannya, tapi ia tidak melepaskan tanganya dari Jong Woon, karena sejujurnya San Yi juga takut jika harus berkeliaran di Busan sendirian, apalagi saat ramai seperti ini.

Setelah beberapa bulan mendapatkan perlakuan yang seperti itu dari Jong Woon, akhirnya hati San Yi pun luluh. San Yi sudah mulai bisa menerima Jong Woon lebih dari sekadar sahabat atau pun oppanya. Dan perlahan, perasaan San Yi kepada Jong Woon semakin dalam. Tapi bukan hidup namanya kalau keadaan ini berlangsung terus tanpa halangan. Hingga suatu ketika tibalah saat pengumuman kelulusan.

Dari     : Jong Woon oppa

Kau lulus dengan nilai AB.

Sebuah pesan singkat dari Jong Woon membangunkan San Yi dari tidurnya. Tanpa berkata apa – apa lagi, San Yi langsung membalas pesan itu.

Untuk  : Jong Woon oppa.

Syukurlah. Bagaimana denganmu, Oppa?

Jawaban dari Jong Woon benar – benar mengagetkan San Yi. Jong Woon lulus, tapi dengan nilai B. Itu berarti di bawah nilainya. San Yi benar – benar heran dan merasa terpukul. Bagaimana ini bisa terjadi? Menurutnya, Jong Woon adalah namja yang pandai, juga rajin. Tapi entah kenapa, kiranya keberuntungan lebih memihak kepada San Yi. Dan ternyata hal seperti itu tak hanya berhenti sampai di sini. Saat tes perguruan tinggi pun, San Yi bisa dikatakan lagi – lagi beruntung. Dia diterima di salah satu perguruan tinggi ternama di Korea Selatan yang juga merupakan perguruan tinggi pilihan Jong Woon. Tapi Jong Woon masih belum beruntung. Kala itu, tak hanya Jong Woon yang kecewa, orang tua Jong Woon pun ikut kecewa, dan San Yi merasa terpukul dan bersalah kepada Jong Woon.

Setelah peristiwa itu, hubungan San Yi dan Jong Woon semakin merenggang.San Yi berkali – kali menghubungi Jong Woon tetapi tidak mendapat balasan seperti yang diinginkannya. Jong Woon juga pernah mengatakan perihal masalahnya tentang studinya, dan kaitannya dengan Mr. dan Mrs. Kim. San Yi merasa tidak enak. Dia merasa bersalah. San Yi takut kalau penyebab kemunduran Jong Woon adalah dirinya. Sebagai yeoja Jong Woon, San Yi bisa saja menyita waktu Jong Woon. Tapi San Yi juga berpikir, bukankah Jong Woon seharusnya memberitahunya jika itu yang terjadi? Selama bersama Jong Woon, San Yi jadi lebih bersemangat menghadapi tanggungan studinya. Bahkan San Yi pernah mengalahkan juara bertahan di sekolahnya, dan itu terjadi saat ia bersama Jong Woon. San Yi, apakah Jong Woon tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan San Yi, yaitu selalu menjadikan Jong Woon sebagai semangat hidupnya? Dan berbagai pikiran buruk melintas dan singgah di benak San Yi.

Suatu ketika, di suatu hari dalam bulan liburan. Hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Jong Woon mengeposkan sesuatu di twitternya. San Yi yang sangat ingin tahu, langsung melihatnya, dan San Yi sedih karena ternyata Jong Woon sedang bersedih hati. Tak mau menunggu lama, San Yi langsung menghubungi Jong Woon. San Yi bertanya tentang keadaan Jong Woon.

“Yeoboseyo.”

“Yeoboseyo, Oppa. Neon gwaenchanayo?” San Yi bertanya dengan sedikit takut – takut. Takut jika semua kemungkinan yang dia pikirkan selama ini adalah benar.

“Ne. Gwaenchana.” Jawaban singkat dari seberang sana.

“Hmm geurae, Oppa. Keep fighting. Annyeong.”

San Yi belum begitu tenang mendengar jawaban dari Jong Woon. Entah mengapa perasaannya terus menerus mengatakan bahwa sesuatu terjadi. Ini tidak seperti biasanya, batinnya. Lalu San Yi mengirim pesan kepada Jong Woon.

Untuk  : Jong Woon oppa.

Oppa, neon jeongmal gwaenchanayo?

San Yi mengulangi pesannya beberapa kali karena tidak ada jawaban dari Jong Woon, hingga pada akhirnya, masuklah sebuah pesan yang membuat air mata San Yi perlahan menetes.

Dari     : Jong Woon oppa.

Sebenarnya San Yi-ah, aku sangat bingung bagaimana mengatakannya kepadamu. Bagaimana kalau hubungan kita dicukupkan sampai di sini saja? Aku masih ingin focus ke studiku. Mianhae. Aku tahu ini tidak menyenangkan untukmu, tapi aku juga ingin kamu mengerti tentang keadaanku.
Beberapa kali San Yi mengulangi membaca pesan itu. San Yi berpikir mungkin saja dia salah membaca.

“Aniyo. Aku mungkin salah baca. Aniyo.”

Setelah mengulangi dan mencoba mencari kalau saja ada yang salah dengan pesan itu. Tapi tak ada yang salah dengan pesan itu. Dan San Yi hanya bisa terisak, tanpa mampu membalas pesan dari Jong Woon.

Flashback end.

Tanpa terasa, sebutir air mata telah membasahi buku harian San Yi. San Yi tersadar dari lamunannya, dan langsung menyeka pipinya yang telah basah.

“Sudahlah, San Yi-ah. Semua telah berlalu. Sangat kecil kemungkinannya dia akan kembali padamu. Kalau pun dia kembali, apakah kau mau bersama dengannya lagi?” Pikir San Yi.

“Geurae. Itu hampir tidak mungkin San Yi-ah.” San Yi berkata sambil tersenyum kepada dirinya sendiri.
Tapi hati berkata lain. San Yi tidak bisa menyangkal bahwa dia masih meninggalkan hatinya kepada Jong Woon. Sembari menatap kerlip bintang diluar sana, San Yi mengungkapkan perasaan terpendamnya selama ini.

“Neomu bogosipeosseo, Jong Woon oppa…”

-TBC-

Nah, begitulah FF Santika. Aku mau coba buat sequel nih. Emang rencananya mau aku bikin sequel - sequel gitu. Semoga nih kepala diberikan anugerah ide ya.. Okay, thanks for reading everyone.. ^^

2 komentar: